SEJARAH SINGKAT BADEN POWELL

SEJARAH SINGKAT BADEN POWELL
BAPAK PANDU/KEPRAMUKAAN DUNIA


Sejarah Baden Powell dan Pramuka tidak dapat dipisahkan. Dalam sejumlah biografi Baden Powell disebutkan, beliau mengembangkan gerakan kepanduan ke seluruh dunia. Baden Powell, atau bernama lengkap Robert Stephenson Baden-Powell, adalah komandan militer Inggris yang kelak dikenal sebagai Bapak Pramuka Dunia. Pria kelahiran London tanggal 22 Februari 1857 ini adalah putra seorang profesor di Universitas Oxford. Sebagaimana dirangkum dari laman Scout.org,Baden Powell adalah anak kedelapan dari 10 bersaudara. Baden powell memiliki 9 saudara yaitu 1. Warrington . 2.George 3.Augustus 4. Frank 5. Penrose 6. Agnes 7. Henrietta 8. Jessie 9. Baden Fletcher.  

Usianya baru tiga tahun saat ayahnya meninggal dunia. Alhasil, ia dan saudara-saudaranya dibesarkan oleh sang ibu, Henrietta Powel. Henrietta Powel bagi Baden Powell bukan sekadar ibu, tetapi juga guru. Sebab, Baden Powell pertama kali menerima pendidikan dari sang ibu, sebelum melanjutkan pendidikan di Rose Hill Scholl. Baden Powell lalu mendapatkan beasiswa di Charterhouse School, salah satu sekolah paling bergengsi di Inggris. Ibunya selalu mendorong anak-anaknya untuk selalu bersemangat mempelajari keterampilan baru, Baden Powell pun senang mempelajari piano dan biola.

Di Charterhouse School, Baden Powell mulai tertarik dengan alam bebas dan ia sering menjejahi hutan di sekitar sekolahnya untuk melacak satwa liar, bahkan menangkap dan memasak kelinci. Suatu kali, ia pun berlayar mengitari pantai selatan Inggris dan berpetualang bersama saudara-saudaranya. Di sisi lain, Baden Powell juga senang mempelajari kerajinan tangan yang kelak berguna bagi dirinya di kemudian hari. Baden Powell tidak dikenal sebagai anak sekolah yang berpikiran akademis. Namun saat mengikuti ujian militer, Baden Powell berada di urutan kedua dari beberapa ratus pelamar.

Sejarah Baden Powell

Karier Militer Saat berdinas di militer, Baden Powell menuju India dengan resimen barunya. Sebagai perwira muda angkatan darat, dia mulai melatih prajurit lain untuk ketrampilan yang penting bagi mereka. Dia mendirikan unit kecil atau patroli yang bekerja bersama di bawah satu pemimpin. Setelah di India, Baden Powell ditugaskan di Balkan, Afrika Selatan dan Malta. Dia mulai mendapat reputasi saat kembali bertugas di Afrika pada awal Perang Boer. Baden Powell pun diangkat menjadi Letnan Jenderal dan memimpin garnisun Inggris yang mempertahankan kota Mafeking melawan sekitar 5.000 tentara Boer. Baden Powell kemudian diangkat menjadi pahlawan nasional karena mampu menunjukkan ketrampilan, keberanian dan kecerdikanya yang ditunjukkan tentara muda di Mafeking dalam perang Boer.

Selain itu, Baden Powell juga menemukan bahwa buku pegangan kecil yang dia tulis untuk tentara telah digunakan oleh pemimpin muda dan guru di seluruh negeri untuk mengajarkan observasi. Ketenaran baru itu telah menyebabkan dia diundang untuk berbicara di pertemuan dan rapat umum di seluruh Inggris. Baca juga: Sejarah Kode Semafor, Sandi Bendera yang Digunakan di Pramuka Biografi Baden Powell: Cikal Bakal Pramuka Pada tahun 1907, Baden Powell menyelenggarakan acara kamp eksperimental di Pulau Brownsea untuk menerapkan idenya. Dia mengumpulkan 22 anak laki-laki, beberapa anak kaya dari sekolah swasta dan beberapa dari rumah kelas pekerja biasa. Mereka kemudian berkemah. Ini adalah gerakan awal Pramuka. Kemudian, pada tahun 1910, tepat saat usianya 53 tahun, Baden Powell mengabdikan hidupnya pada Gerakan Pramuka. Ia berkeliling dunia untuk menginspirasi lebih banyak orang muda untuk bergabung dengan kepanduan. Gerakan ini menjadi cukup besar, pada tahun 1920 mereka mengadakan jambore pertama yang mempertemukan sekitar 8.000 anggota dari 34 negara. Melalui acara ini, kelak Baden Powell dinobatkan menjadi Bapak Pramuka, gelar yang dia pegang sampai akhir hayatnya.

Baden Powell jatuh sakit pada tahun 1938 dan memutuskan untuk kembali ke Afrika, tempat yang memiliki arti mendalam dalam hidupnya. Di sana, tepatnya di Nyeri, Kenya, Baden Powell memasuki masa semi-pensiun. Pada 8 Januari 1942, Baden Powell meninggal dunia pada usia 83 tahun. Makam kecil di Nyeri dengan pemandangan Gunung Kenya adalah tempat peristirahatan terakhirnya. “Robert Baden-Powell, Pimpinan Pramuka Dunia” terpahat di batu nisannya. Tugas Baden Powell lalu dilanjutkan oleh sang istri, Lady Olave Baden-Powell, yang mempromosikan Kepanduan ke seluruh dunia, hingga beliau meninggal tahun 1977. Lady Olave dimakamkan di sebelah makam Baden Powell.

Sejarah Kepanduan Internasional dan Indonesia Gerakan Kepanduan dicetuskan oleh Robert Baden-Powell, seorang anggota angkatan darat di Inggris. Antara tahun 1906-1907, ia menulis buku Scouting for Boys. Intinya, buku ini merupakan panduan bagi remaja untuk melatih keterampilan dan ketangkasan, cara bertahan hidup, hingga pengembangan dasar-dasar moral. Apa yang dicetuskan Robert Baden-Powell ini kemudian menyebar ke seluruh dunia dan menjadi gerakan Kepanduan, yang di Indonesia disebut dengan Pramuka.

Hari lahir Robert Baden-Powell yakni tanggal 22 Februari diperingati sebagai Hari Pramuka Internasional. Ia lahir di London pada 22 Februari 1857. Dikutip dari Scout.org, anggota Kepanduan di seluruh dunia saat ini melebihi 50 juta orang yang tersebar di lebih dari 200 negara. Mereka yang pernah menjadi anggota Kepanduan saat ini banyak yang muncul sebagai tokoh-tokoh dunia terkemuka dari segala bidang keilmuan. Sementara itu, gerakan Kepanduan di Indonesia sudah ada sejak zaman kolonial Hindia Belanda.

Tahun 1916, Mangkunegara VII di Surakarta memprakarsai berdirinya Javaansche Padvinders Organisatie. Setelah itu, bermunculan gerakan-gerakan sejenis yang dikelola oleh organisasi-organisasi pergerakan, sebut saja Hizbul Wathan (Muhammadiyah), Nationale Padvinderij (Boedi Oetomo, Sarekat Islam Afdeling Padvinderij (Sarekat Islam), Nationale Islamietische Padvinderij (Jong Islamieten Bond), dan lain-lain. Menurut Panduan Museum Sumpah Pemuda (2009), gerakan Kepanduan di Tanah Air yang berlingkup nasional dimulai pada 1923 dengan berdirinya Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) di Bandung dan Jong Indonesische Padvinderij Organisatie (JIPO) di Batavia, lalu dilebur menjadi Indonesische Nationale Padvinderij Organisatie (INPO) pada 1926.


<

Penulis: Alexander Haryanto Editor: Iswara N Raditya Penyelaras: Ibnu Azis & Yulaika Ramadhani
sumber 
https://tirto.id

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MASCOT PRAMUKA

Nomor dan Kode Surat

MENGATUR LETAK BENDERA